Jurnal Ekspresi Pendidikan, Vol. 8, No. 3, 2022

Jurnal Ekspresi Pendidikan merupakan jurnal yang memuat hasil penelitian dan non-penelitian dalam bidang pendidikan. Bersama pendidik dan tenaga kependidikan berkarya dalam dunia pendidikan.

Jurnal ini terbit 4 (empat) kali dalam setahun pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.

Judul JurnalJurnal Ekspresi Pendidikan
EdisiVol. 8, No. 3, Juli – September 2022
BahasaBahasa Indonesia
Frekuensi Terbit3 Bulanan
PenerbitForum Pena Guru
ISSN2477-5207

DAFTAR ISI

EMRAN ISKANDAR, S.Pd.
SMP Negeri 1 Gantarangkeke, Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan

Abstrak: SMP Negeri 1 Gantarangkeke memilih untuk memaksimalkan budaya sekolah yang bernuansa keagamaan, yaitu meningkatkan keimanan dan akhlak mulia. Hal ini dengan beberapa alasan. Budaya hidup dengan keimanan dan akhlak mulia memiliki posisi sangat penting bagi kehidupan anak. Jikalau saja secara intelektual intelegensinya kurang atau masa depannya secara ekonomi belum mapan, jika mereka memiliki akhlak yang mulia tetap akan dihormati orang lain. Hakikat pendidikan adalah mendidik anak agar memiliki nilai-nilai kehidupan yang tinggi di masyarakat. Bahkan secara dunia boleh dibilang kurang bahagia dalam pandangan orang lain, tetapi jika memiliki keimanan dan akhlak mulia, maka ia akan merasakan kebahagiaan akhirat sebagai balasan kebaikan dari Allah Tuhan yang Maha Esa. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara. Berbagai kegiatan berhubungan dengan keiamnan dan akhlak mulia dilakukan setiap hari dari pagi hingga siang hari. Hal ini sudah menjadi budaya sehari-hari bagi warga SMP Negeri 1 Gantarangkeke, Bantaeng. Melalui budaya yang ditanamkan di sekolah selama tiga tahun, maka para siswa diharapkan mampu mengaplikasikan di rumah dan di masyarakat. Di awal sosialisasi dan penerapannya memang para guru masih perlu banyak menegur khususnya para siswa baru, tetapi lama-lama mereka sudah spontan segera melaksanakan aktivitas tanpa banyak komentar.

Kata Kunci: budaya sekolah, akhlak mulia, profil pelajar Pancasila

SOECIHARININGSIH, S.Pd., M.M.Pd.
Madrasah Aliyah Negeri 1 Jombang, Kab. Jombang, Jawa Timur

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pendekatan scaffolding dalam pembelajaran ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti mengimplementasikan model pendekatan scaffolding dalam pembelajaran Ekonomi siswa kelas XI IPS-1 MA Negeri 1 Jombang tahun pelajaran 2020/2021. Penelitian ini menggunakan desain tindakan kelas, yang dilakukan dalam bantuk siklus. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan scaffolding pada mata pelajaran ekonomi memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan skor atau nilai dalam mengerjakan tugas akhir, yaitu meningkatnya nilai siswa pada dua siklus selama penerapan pendekatan scaffolding dilakukan. Peningkatan terjadi dilihat dari nilai rata-rata kelas, Pada siklus I nilai rata-rata kelas baru mencapai 74,44 dengan ketuntasan 74% pada KKM 70. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran belum mencapai kriteria yang ditentukan. Pada siklus II nilai rata-rata kelas baru mencapai 85,13 dengan ketuntasan 96,4% pada KKM 70. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah mencapai kriteria yang ditentukan.

Kata Kunci: pendekatan Scaffolding, hasil belajar.

MARTONO, S.Pd., M.M.
SMP Negeri 1 Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

Abstrak: Tujuan dari pelaksanaan best practice ini adalah untuk memfasilitasi layanan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 guna mereduksi kondisi loss learning pada peserta didik SMP Negeri 1 Purwantoro pada tahun pelajaran 2020/2021. Moda layanan pembelajaran blended learning merupakan hal yang tepat untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar pada masa pandemi Covid-19. Selain menyediakan kesempatan peserta didik untuk belajar secara daring, pada sebagian kesempatan tersedia ruang untuk belajar dan berdiskusi secara luring terbatas. Dampak atau hasil pelaksanaan layanan pembelajaran ini adalah terjaganya proses belajar peserta didik di tengah suasana pendemi yang berkepanjangan. Peserta didik terhindar dari loss learning akibat terhentinya proses pemerolehan ilmu pengetahuan melalui pendidikan dan pengajaran. Semangat dan antusiasme peserta didik untuk mengembangkan diri tetap terpelihara di tengah-tengah musibah pandemi yang melanda.

Kata Kunci: best practice, masa pandemi, blended learning

SULISTYA MUKTIATI, S. Pd.
SMP Negeri 1 Sukomoro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur

Abstrak: Bahasa Jawa krama adalah bahasa yang diturunkan oleh nenek moyang kita yang harus dijunjung tinggi oleh kita, orang Jawa. Pada kenyataannya sekarang ini generasi muda tidak mengerti dan tidak mampu menerapkan penggunaan bahasa Jawa krama dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya masih banyak dijumpai siswa yang tidak mampu berbahasa Jawa krama bahkan berbicara dengan orang yang lebih tua menggunakan bahasa Jawa ngoko. Hal ini membuat kesan anak tidak sopan, tidak berkarakter dan merendahkan orang yang diajak bicara. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan. Oleh karena itu, dengan pembiasaan berbahasa Jawa krama dengan orang yang lebih tua dan berbahasa Jawa ngoko alus dengan teman sejawat, karakter kesopanan siswa dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan di SMP Negeri 1 Sukomoro. Dengan pembiasaan berbahasa Jawa krama dan ngoko alus yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukomoro, menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Dilihat dari hasil pengamatan beberapa siswa, yang semula sebelum pembiasaan dilaksanakan siswa jarang/ atau bahkan tidak pernah menggunakan bahasa Jawa krama untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dan meggunakan bahasa Jawa ngoko alus dengan teman sejawatnya, setelah pembiasaan dilaksanakan siswa menjadi sering bahkan selalu berbahasa Jawa krama dan ngoko alus dalam berkomunikasi. Dan hal tersebut menjadikan karakter kesopanan siswa dapat tumbuh dan meningkat.

Kata Kunci: karakter kesopanan, pembiasaan, dan berbahasa Jawa Krama

SRI WAHYUNING UTAMI, S.Pd.
Pengawas Sekolah, Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya peningkatan kompetensi guru dalam memberikan materi ajar kepada siswa selalu menggunakan metode cara mengajar yang konvensional di Taman Kanak-Kanak binaan Penulis seKecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan sekolah. Penelitian dirancang dalam bentuk siklus tindakan. Dalam siklus tindakan terdiri atas empat kegiatan, yakni rencana tindakan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Up Grading Learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan Kinerja Guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin mantapnya pengelolaan pembelajaran oleh guru dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 62,5%, 89,3%, dan 91,9%. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pembelajaran Up Grading Learning dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap Kinerja Guru yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

Kata kunci: pembinaan konsepsi model pembelajaran Up Grading, kualitas mengajar

YOYOK CAHYONO, S.Pd, M.Pd.
SMP Negeri 2 Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur

Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dengan model pembelajaran apa dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan minat siswa dan hasil belajar mapel PKn kelas IX B SMP N 2 Gondang Bojonegoro Tahun 2020/2021. Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Gondang Bojonegoro selama 2 bulan yaitu bulan Oktober 2020 sampai dengan bulan Nopember 2020. Penyusunan proposal mulai bulan Septembert 2020, bulan Desember menyusun laporan penelitian, Subyek penelitian ini adalah kelas IX B SMP N 2 Gondang Bojonegoro semester ganjil tahun 2020/2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara, pengumpulan data melalui diskriptif kualititif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus dengan membandingkannya. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini proses pembelajaran, siswa yang pasif dari kondisi awal ke siklus I terjadi penurunan yaitu dari 17 menjadi 10. Siswa yang aktif terjadi peningkatan dari 10 menjadi 19 dan siswa yang kurang memperhatikan terjadi penurunan yaitu dari 5 menjadi 3. Dari siklus I ke siklus II siswa yang pasif dari 10 menjadi 5, siswa yang aktif dari 19 menjadi 27 dan siswa yang kurang memperhatikan dari 3 menjadi 0. Kondisi awal ke kondisi kondisi akhir siswa yang pasif dari 17 menjadi 5, siswa yang aktif dari 10 menjadi 27 dan siswa yang kurang memperhatikan dari 5 menjadi 0. Sedangkan hasil belajar nilai terendah dari 25 menjadi 50, tertinggi dari 80 menjadi 85 dan nilai rata-rata dari 54,2 menjadi 66,2.

Kata kunci: paikem, keaktifan dan hasil belajar meningkat

HARYANA, S.Pd.
SMA Negeri 1 Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi pada materi pokok indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1 Plaosan dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) berbasis LKPD. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini metode tes dan observasi. Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, sedangkan metode observasi digunakan untuk mengetahui ketrampilan siswa. Hasil penelitian menyatakan bahwa Model pembelajaran problem based learning (PBL) berbasis LKPD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Plaosan tahun pelajaran 2019/ 2020. Rata-rata nilai pengetahuan siswa pada siklus I sebesar 71,5 mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,25. Demikian juga untuk ketuntasan klasikal dari siklus I hanya 65% siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 85% pada siklus II.

Kata Kunci: indeks harga dan inflasi, Model Problem Based Learning, LKPD

SRI WINARNI, S.Pd.
SMP Negeri 1 Sukomoro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur (Mutasi ke SMP Negeri 3 Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur)

Abstrak: Siswa usia SMP cenderung disebut dengan masa usia pubertas atau masa praremaja. Pada masa ini akan banyak ditandai dengan hal hal yang negatif dalam sikap sosial. Anak-anak mudah melakukan hal-hal yang melanggar tata tertib sekolah. Mereka cenderung mencoba hal hal baru yang menantang yang berseberangan dengan nilai nilai etika di masyarakat. Pada masa ini, anak juga sering meniru tokoh tokoh idola mereka, baik tokoh nyata maupun maya. Pada kenyataannya masih banyak dijumpai anak yang terlambat datang ke sekolah, memakai seragam yang tidak sesuai dengan aturan sekolah, mengecat rambut dan memanjangkan rambut. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan. Oleh karena itu, dengan pembiasaan berjabat tangan di pintu gerbang diharapkan permasalahan siswa yang kurang disiplin waktu, kurang tertib dalam berpakaian, kurang santun, dan tidak berpenampilan yang seharusnya, dapat teratasi. Dengan pembiasaan berjabat tangan yang di SMP Negeri 1 Sukomoro, menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Dilihat dari hasil pengamatan, ada penurunan tingkat pelanggaran siswa dari rata-rata 05% menjadi 007%. Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa pembiasaan berjabat tangan dapat menekan prosentase kasus pelanggaran siswa. Dengan menurunnya kasus pelanggaran yang dilakukan siswa berarti ada peningkatan akhlak mulia siswa khususnya taat pada aturan/norma sekolah.

Kata Kunci: pembiasaan berjabat tangan dan akhlak mulia taat aturan/norma

KHUSNUL KHOTIMAH, S.Pd.
SMP Negeri 1 Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur

Abstrak: Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mendeskripsikan (1) alasan perlunya para guru perlu mendapatkan workshop kurikulum merdeka, (2) urgensi workshop kurikulum merdeka bagi guru di SMP Negeri 1 Bangil. Lembaga pendidikan adalah suatu tempat proses untuk meningkatkan kualitas SDM. Pertama SDM pada anak didik yang memang mengikuti pendidikan agar bertambah ilmu danpenegathuannya. Kedua, SDM pendidik juga perlu ditingkatkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat. Jika SDM guru tidak terus ditingkatkan, dan merasa cukup apa yang didapatnya di bangku sekolah atau kuliah, maka tidak menutup kemungkinkan dikejar oleh murid di satu sisi tertentu karena generasi melenial lebih banyak paham dengan teknologi modern. Lembaga pendidikan yang tidak atau jarang melaksanakan diklat dan workshop, bisa dikatakan kurang perhatian terhadap perkembangan kualitas SDM-nya. SDM yang tidak dtingkatkan akan terus merasa cukup dengan potensi yang dimilikinya. Mereka tidak mengetahui bahwa di luar sana sudah berkembang begitu pesat, di luar sana sudah ada perubahan yang cukup luar biasa. Workshop tentang kurikulum merdeka, antara lain berisi tentang Implementasi Kurikulum Merdeka, Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah, Penyusunan Tujuan Pembelajaran, dan Alur tujuan Pembelajaran, serta Profil Pelajar Pancasila, juga instrumen-instrumen pembelajaran harus disiapkan untuk menyongsong kurikulum merdeka.

Kata Kunci: urgensi workshop, daklat, kurikulum merdeka

ENY ARIYANTI, S.E.
SMP Negeri 1 Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Magetan Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 65%), siklus II (75%), siklus III (90%).

Kata Kunci: pembelajaran kooperatif Numbered Head Together, IPS, peta, atlas, globe

Dra. YUYUN ARLINDAWATI, M.Pd
SMP Negeri 3 Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur

Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa belajar pokok bahasan Geografi melalui model belajar Cooperative Learning. Hal ini penting karena minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Bojonegoro, dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru IPS . Obyek penelitian adalah kelas IXB semester I tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 32 siswa. Pokok bahasan yang sedang dipelajarai adalah “Negara Maju Dan Negara Berkembang” dalam pelajaran Geografi. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan September hingga bulan Oktober tahun 2019, dalam 3 siklus, secara umum setiap siklus terdiri atas langkah-langkah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari hasil penelitian tindakan kelas di atas dapat disimpulkan bawah hasil belajar bidang studi Geografi pada siklus pertama diperoleh nilai rata-rata: 60,0 (rendah), siklus kedua: 70,0 dan pada siklus ketiga mengalami peningkatan menjadi: 84,1(baik). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model belajar Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXB di SMP Negeri 3 Bojonegoro tahun pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Geografi, IPS, model belajar Cooperative Learning.

SRI SUNARSIH, S.Pd.
SMP Negeri 2 Kawedanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika kelas VIII E SMP Negeri 2 Kawedanan pada materi garis singgung lingkaran melalui model Jigsaw. Penelitian ini mkenggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilaksankandalam bentuk siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Kawedanan Tahun Pelajaran 2017/2018 sejumlah 22 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, angket dan metode tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa meningkat, terjadi kenaikan ratarata prosentase dari 77,00% padasiklus I menjadi 81,00% Pada siklus II dan 84,00 [ada siklus III. Hasil angket respon siswa relevan dengan peningkatan prestasi pelajaran, yaitu 95,12% menyatakan setuju dengan model pembelajaran yang diterapkan.

Kata kunci: hasil belajar matematika, garis singgung lingkaran, model Jigsaw

Klik tanda pada bagian pojok kanan atas berkas (file) pdf untuk membuka tampilan penuh (fullscreen).

Anda hanya memiliki akses untuk melihat atau membaca jurnal saja. Akses untuk mencetak (print), mengunduh (download), dan salin-tempel (copy-paste) telah dibatasi.

Bagi Anda yang ingin mengunduh file jurnal secara utuh (lengkap) yang dapat digunakan sebagai referensi Anda, silahkan klik tautan berikut.

Bagi Anda yang berminat agar artikel, karya ilmiah, atau PTK Anda dimuat di jurnal kami, silahkan klik tautan berikut.

Tinggalkan komentar